Sabtu, 21 Mei 2011

Cara Memelihara Hamster dengan Baik


Berikut adalah beberapa hal pokok yang harus Anda sediakan untuk memelihara hamster. Ini adalah daftar perlengkapan minimum untuk menjamin kelangsungan hidup seekor hamster secara layak :

1.Kandang
Kandang hamster berukuran minimal 35 x 40 cm untuk seekor hamster. Semakin besar kandang semakin baik. Kandang untuk hamster beraneka ragam, mulai dari akuarium yang tak terpakai sampai kandang-kandang yang khusus dirancang untuk hamster. Jika Anda menggunakan akuarium, usahakan bagian atasnya tertutup untuk mencegah hamster kabur atau tikus rumah masuk dan melahap hamster Anda. Jika Anda menggunakan kandang berjeruji besi, perhatikan jarak antar jeruji apakah bagus dan cukup rapat untuk hamster Anda. Hamster bisa ‘mengecilkan’ tubuhnya, membuatnya pipih dan kemudian menggembungkannya lagi. Elastisitas hamster ini patut Anda pertimbangkan.

Jumat, 20 Mei 2011

Tentang video High Definition

Tahun ini calon pembeli kamera digital akan merasa dimanjakan oleh produsen kamera karena hampir semua kamera buatan tahun 2010-2011 sudah memiliki kemampuan merekam video beresolusi High Definition (HD). Agak berbeda dengan tahun-tahun lalu di saat video HD masih merupakan fitur mewah yang hanya dijumpai pada kamera mahal saja. Kini disaat video HD sudah begitu umum, apakah anda sudah memahami seluk-beluk mengenai fitur yang satu ini? Bila belum, semoga artikel ini ada manfaatnya.
sanyo-xacti
Video HD pada kamera digital merupakan babak baru konvergensi kamera foto dan video. Dulu, kamera foto yang bisa merekam video sifatnya hanyalah untuk klip pendek yang kualitasnya jauh dari memadai. Bahkan dulu dikatakan kalau untuk merekam video ya pakailah camcorder, bukannya kamera foto. Tapi seiring meningkatnya evolusi kamera digital, bahkan pada DSLR, serta semakin baiknya teknologi prosesor di dalam kamera, maka fitur video beresolusi tinggi semakin mudah diwujudkan di kamera digital. Bila sudah begini, apakah kita masih membutuhkan camcorder lagi?

Untung rugi video HD

Tidak seperti format SD (Standard Definition) yang biasa kita lihat di TV konvensional (yang memakai aspek rasio 4 banding 3), video HD memiliki aspek rasio 16 banding 9 atau format layar lebar. Ada dua macam format HD yang ditawarkan produsen kamera, yaitu HD 720 (1280 x 720 piksel) dan HD 1080 (1920 x 1080 piksel). Kedua format video HD ini sudah memenuhi standar kualitas video untuk broadcast, bila dilihat dari resolusinya. Dalam industri cakram video, video HD dijadikan standar pada keping Blu-ray yang berkapasitas 25 GB per kepingnya. Ketajaman dan detilnya jauh di atas format SD dengan resolusi VGA (640 x 480 piksel) apalagi yang QVGA (320 x 240 piksel). Format VGA sendiri hampir mendekati kualitas video dari keping DVD (720 x 480 piksel), sedang QVGA hampir menyamai resolusi video jaman era VCDdulu (325 x 288 piksel).
hd-movie
Jadi keuntungan video HD adalah dalam hal kematangan teknologi video, dengan resolusi yang sudah sama dengan kualitas broadcast maupun Blu-ray disc. Maka itu video HD pasti kompatibel dengan beragam TV LCD, LED atau plasma yang memiliki label HDTV. Tapi di sisi lain dengan naiknya resolusi, tentu selain membuat tayangan video menjadi tajam dan detil, juga membawa efek samping yang logis yaitu besarnya ukuran video tersebut. Bila tadinya dengan format VGA sebuah materi video berdurasi 10 menit hanya berukuran 1 GB, maka dengan format HD sebuah video dengan durasi yang sama bisa berukuran sampai 4 GB. Artinya untuk merekam video HD sebuah kamera perlu punya prosesor lebih kencang dan buffer lebih besar untuk menampung tingginya data rate dari video HD. Ditambah lagi kartu memori yang digunakan harus yang punya kemampuan penulisan data yang tinggi. Saat file video HD dipindah ke komputer, kita perlu ruang sisa yang besar pada harddisk dan perlu kinerja prosesor komputer yang tinggi pula untuk melakukan editingnya.

Lebih jauh tentang video HD

Kali ini kami akan mengulas lebih jauh tentang video HD, semoga anda semakin bisa memahami dan bisa menentukan pilihan berdasarkan kebutuhan masing-masing.

HD 720 atau HD 1080?

HD 720 atau resolusi 1280 x 720 piksel merupakan resolusi minimum untuk sebuah video supaya layak disebut sebagai video HD. Sedangkan HD 1080 atau resolusi 1920 x 1080 merupakan resolusi ideal dari sebuah video HD (biasa disebut dengan full HD). Perbedaan keduanya tidak begitu signifikan saat ditonton di layar televisi, namun sangat berbeda dalam ukuran file. Bila tujuan utamanya adalah mengejar kualitas maka tentu HD 1080 jawaban utama, tapi bila sekedar ingin menikmati video HD maka HD 720 sudah sangat mencukupi untuk sehari-hari.
720p-vs-1080p
Contoh di atas menggambarkan bedanya kualitas HD 1080 (kiri) melawan HD 720 (kanan) dimana HD 720 masih nampak kotak-kotak alias kurang detail / kurang halus bila dibanding dengan HD 1080.

Progressive atau Interlaced?

Progressive saja. Interlaced itu teknik scanning jaman dulu yang sudah ditinggalkan. Biasanya produsen akan menuliskan huruf ‘p’ atau ‘i’ di belakang kode HD video. Misal HD 720p atau HD 1080i. Umumnya semua format HD 720 sudah progressive, sedang format HD 1080 masih ada yang interlaced.
interlaced
Gambar di atas menunjukkan ciri dari video interlaced yaitu memiliki garis-garis hasil scanning.

Sensor CCD atau CMOS?

Sensor CCD dan CMOS keduanya bisa dipakai untuk merekam video. Karena sifat fisika dari sensor itu sendiri, maka sensor CCD hanya sanggup mendukung HD 720 sedang CMOS bisa HD 1080. Bahkan sensor CMOS bisa membuat klip video dengan berbagai pilihan frame per detik mulai dari 24 fps, 30 fps dan 60 fps. Sensor CCD punya kelemahan saat merekam titik terang dimana akan terjadi kebocoran piksel yang tampak nyata (istilahnya blooming). Efek ini bisa dilihat di layar saat preview (sebelum merekam) maupun pada hasil rekaman videonya.
rolling-shutter
Sensor CMOS aman dari blooming tapi punya masalah dengan gerakan, dimana kalau kamera (atau obyek) bergerak saat merekam video maka akan terjadi efek skew akibat rolling shutter. Ini terjadi karena proses pengambilan data dari tiap baris piksel di sensor CMOS dilakukan secara berurutan (pada CCD dilakukan sekaligus). Efek rolling shutter akan membuat garis tampak melengkung dan cukup mengganggu, seperti contoh pada gambar di atas.

Kompresi MPEG4-AVC (H.264) atau M-JPEG?

h264Dalam dunia broadcast, MPEG-4 generasi ke 10 (atau H.264) sudah diakui sebagai teknik kompresi standar, menggantikan MPEG-2 yang sudah mulai uzur. Kelebihan kompresi ini adalah efiesiensi yang tinggi sehingga meski sebuah video memakai format full HD 1080 namun masih memiliki ukuran yang relatif kecil. Tidak semua kamera HD menyediakan teknik kompresi ini, umumnya hanya menyediakan kompresi konvensional yaitu Motion JPEG.
Kamera yang memakai codec MPEG-4 AVC akan menyimpan file videonya dengan ekstensi MPG, sedang codec MJPEG akan memberi ekstensi filenya dengan MOV. Sebagai pembanding, untuk melakukan video editing memakai file MPEG-4 masih merupakan kendala tersendiri. Beda dengan mengedit video MOV yang bisa dilakukan pakai program editing apa saja.

Stereo atau mono?

Apalah artinya sebuah video HD bila suaranya jelek. Untuk itu tata suara stereo tetaplah lebih disukai daripada mono. Tidak banyak kamera yang menyediakan microphone stereo built-in, perhatikan lagi spesifikasi dari masing-masing kamera. Tentu saja kamera yang mampu merekam audio stereo memiliki dual mic yaitu kiri dan kanan seperti contoh berikut ini :
stereo

Zoom optik atau digital zoom?

Awalnya, dan saat ini juga masih banyak, kamera tidak bisa melakukan zoom optik saat merekam video. Alasan utamanya karena zoom optik memakai motor yang bunyinya akan ikut terekam dalam video. Kini beberapa kamera sudah mulai membolehkan kita melakukan zoom optik, entah dengan memperbaiki motor zoomnya atau dengan mematikan mic sejenak saat zoom. Kamera yang zoomnya manual (diputar di lensa) tentu tidak masalah dengan bunyi motor ini.
Bila kamera tidak mengizinkan zoom optik, cek apakah ada fitur digital zoom untuk video. Berbeda dengan digital zoom pada foto yang membuat hasilnya jadi jelek, zoom digital pada video hanya melakukancropping dan semestinya bisa menjaga kualitas video tetap baik.

Kamera biasa atau kamera DSLR/sensor besar?

Ini yang penting. Fitur HD movie disedikan di berbagai macam kamera, mulai dari kamera saku, kamera DSLR dan kamera mirrorless. Meski mengusung resolusi yang sama, tidak semua kamera memiliki ukuran sensor yang sama. Sensor kecil kurang sensitif terhadap cahaya, dan akan noise bila dipaksakan untuk merekam di kondisi kurang cahaya. Sensor besar akan lebih peka menangkap cahaya di kondisi low lightsehingga kalaupun terpaksa merekam tanpa bantuan lampu yang memadai, merekam memakai kamera  sensor besar seperti kamera mirrorless (misal Micro Four Thirds) apalagi kamera DSLR akan lebih mudah.
low_light
Selain dalam hal sensitivitas terhadap cahaya, perbedaan sensor antar kamera akan mempengaruhi DoF (depth of field) dari rekaman video. Kamera saku atau kamera dengan sensor kecil akan memberi ruang tajam yang luas, bisa dibilang area yang dekat dan jauh dari kamera akan sama-sama fokus. Untuk itu fitur auto fokus saat merekam video dengan kamera sensor kecil tidak terlalu jadi issue serius. Di lain pihak, kamera sensor besar akan sangat sensitif terhadap fokus. Efek video yang diambil dengan sensor besar akan menyerupai film bioskop (cinematic effect) sehingga tampak profesional (bila dilakukan dengan benar). Namun bila tidak tepat dalam mengatur fokus, maka akan mudah terjadi kasus out of focus yang mengganggu seperti contoh di bawah. Hal ini diperparah dengan kebanyakan DSLR tidak bisa auto fokus saat merekam video, kitalah yang harus mengatur fokusnya secara manual di lensa.
dsc_0023

Kesimpulan

Fitur video HD sudah di depan mata, menjadi standar umum dan tersedia secara luas. Tentukan dulu kebutuhan kita sebelum membeli, karena meski semua kamera sudah mengusung logo HD tapi belum tentu sesuai keinginan kita. Beberapa fakta tak bisa dipungkiri seperti besarnya ukuran file video HD dan betapa repotnya berurusan dengan file-file berukuran besar. Tentukan dengan bijak preferensi anda, apakah cukup HD 720 atau HD 1080, apakah mau H.264 atau MJPEG. Kenali efek blooming (untuk sensor CCD) atau skew (untuk CMOS) dan hindari kondisi perekaman video yang berpotensi menghasilkan efek tersebut. Buatlah prediksi apakah anda akan sering merekam video di dalam ruangan (cenderung gelap) atau di luar yang terang? Terakhir, apakah hasil video yang anda inginkan nantinya seperti film bioskop atau cukup yang biasa-biasa saja. Selamat memilih..

Teknologi yang Membuat Photographer Melupakan Masalah Shutter Count

Setiap saat semakin banyak kamera digital yang diproduksi oleh produsen dengan berbagai macam kelebihan dan teknologi terbaru. Pada topik ini kita akan memperkecil bahasan untuk kamera DSLR yang lensanya bisa diganti-ganti sesuai dengan kebutuhan. Sony beberapa waktu yang lalu memperkenalkan teknologi baru untuk kamera sejenis DSLR yang disebut dengan Translucent Mirror Technology.

Sekedar mengingatkan saja bahwa DSLR adalah singkatan dari Digital Single Lens Reflector, maksudnya adalah object yang akan di foto akan terlihat langsung di viewfinder lewat pantulan kaca, sehingga apa yang terlihat itu yang akan ditangkap oleh sensor. Pada saat tombol shutter ditekan, maka kaca pantulan tersebut akan terangkat dan mengakibatkan cahaya yang diterima lewat lensa akan langsung ditangkap oleh sensor kamera sehingga bisa diolah menjadi foto digital.

Translucent Mirror Technology

Sony tidak berhenti untuk berinovasi mengembangkan teknologi baru untuk kamera digital, salah satu penemuan terbaru yang sudah diaplikasikan pada kamera Sony A55 adalah "Translucent Mirror Technology™", betul dengan embel-embel TM (Trademark) karena teknologi ini ditemukan dan dipatenkan oleh Sony Corporation.

Perbedaan mendasar antara Translucent Mirror Technology jika dibandingkan dengan DSLR pada umumnya adalah tidak adanya kaca pantulan yang akan membuka naik pada saat tombol shutter ditekan, dan ini digantikan oleh kaca Translucent yang akan melewatkan cahaya yang diterima dari lensa langsung ke bagian sensor dan autofocus kamera . Hal ini jelas akan mempercepat proses penyimpanan gambar dan autofocus bisa langsung bekerja setiap saat gambar akan disimpan. Setidaknya dengan teknologi baru ini, tidak ada gerakan mekanik (kaca yang naik dan turun) yang terjadi pada saat shutter ditekan. Hilangnya gerakan mekanik tersebut tentunya akan menghindari pengguna kamera dari masalah shutter count yang sering dikhawatirkan oleh pengguna kamera DSLR.

Dengan teknologi ini, maka kecepatan burst shooting kamera Sony A55 menjadi sangat cepat, yaitu mencapai 10fps (10 kali jepretan untuk tiap detiknya dan autofocus yang tepat disetiap jepretan), autofocus yang terus menerus ini juga berlaku pada saat mode video yang bisa merekam sampai full HD. Sensor pada kamera A55 adalah jenis "16.2 Megapixel Exmor APS HD CMOS Sensor". Untuk feature lain di kamera ini sudah memenuhi kriteria kamera yang layak pakai, seperti Auto HDR, ISO maksimal sampai 12800, LCD 3 inchi, Full Live View, dan sudah dilengkapi dengan teknologi 3D panorama.

Software GIMP layak untuk Photographer

Seorang Photographer digital baik yang profesional ataupun pemula, tidak akan bisa terlepas dari software digital imaging. Software tersebut biasanya dipergunakan untuk retouch (memperbaiki) ataupun memanipulasi foto agar sesuai dengan kebutuhan kita sebelum dicetak atau ditampilkan di internet atau digital album.

Software yang paling populer adalah Photoshop. Tetapi pada artikel ini kita akan membahas software alternatif yang bisa bekerja mirip seperti Photoshop, software tersebut adalah GIMP. Ini adalah software opensource yang gratis bisa didownload oleh siapa saja lewat http://www.gimp.org.

GIMP adalah software yang cukup canggih untuk sebuah program gratis, beberapa fitur yang ada pada Photoshop bisa kita dapatkan disini. Namun, GIMP tidak bisa mereplace 100% pekerjaan Photoshop, karena perkembangan versi Photoshop yang terbaru memberikan fitur tambahan untuk memudahkan kita dalam melalukan editin photo. Ini sesuai dengan harga yang berkisar U$600 untuk 1 lisensi Photoshop. Bagi kalangan bisnis, nilai akan ini sebanding dengan fitur yang didapatkan. Namun, bagi photographer nonprofit, mungkin menggunakan GIMP sudah cukup untuk keperluan standart.

Kalau di Photoshop kita mengenal yang dinamakan plugin, di GIMP juga ada filter dan script yang fungsinya sama seperti plugin pada Photoshop. Saat ini sudah banyak orang yang share plugin untuk GIMP secara gratis di internet. GIMP dapat dijalankan di Linux, Microsoft Windows, dan Mac secara gratis. Banyak juga komunitas GIMP di internet membuat kita semakin terbantu jika menemukan masalah pada saat menggunakan software ini, dan update dari website resminya keluar kira-kira setiap 3 bulan-an untuk versi yang lebih baru atau fasilitas yang semakin baik.

Seperti disebutkan diatas, GIMP memiliki keterbatasan-keterbatasan jika dibandingkan dengan Photoshop, terutama tidak adanya CMYK dan fitur canggih lainnya, tetapi software ini layak dicoba untuk manipulasi photo dalam mode RGB untuk keperluan cetak photo sehari-hari, lagipula, software ini gratis.

Nikon D7000 Dengan Design Body yang Kokoh

Sering kali kita kurang memperhatikan jenis bahan yang dipakai untuk body kamera kita. Yang biasanya kita perhatikan adalah fitur dan harga, ini sudah menjadi pertanyaan yang mendasar sebelum kita membeli kamera. Memang menurut beberapa orang, body tidak seberapa penting karena yang diutamakan sebagian besar orang adalah hasil dan hasil yang indah tentunya.

Itu semua memang betul, karena kamera digital adalah seni dalam menghasilkan gambar yang indah tanpa perduli apapun jenis kameranya. Tetapi akan menjadi lebih nyaman jika kita bisa membawa kamera digital yang bodynya kokoh dan tahan terhadap perubahan cuaca. Saat ini Nikon telah mengeluarkan kamera digital dengan design body yang kokoh dan bahannya terbuat dari magnesium alloy yang kuat dan untuk bagian-bagian tertentu sudah dilindungi dengan lapisan pelindung yang tahan terhadap segala cuaca, dan yang paling penting lebih tahan dengan masalah debu yang sering masuk pada kamera digital sebelumnya.

Seperti kamera digital DSLR yang terbaru, kamera Nikon D7000 juga dilengkapi dengan kemampuan merekam video pada resolusi HD yaitu 1080p, namun sayangnya untuk resolusi HD, kamera Nikon D7000 hanya bisa merekam sampai dengan 24fps (frame per second), padahal untuk menghasilkan gambar yang benar-benar lancar dan tidak terputus-putus, idealnya video merekam dengan 30 fps. Tetapi untuk resolusi dibawahnya 720p kebawah, bisa dipilih sampai 30fps. Sekedar informasi, untuk 720p sudah sekualitas dengan rekaman DVD.

Kamera Nikon D7000 adalah kamera digital Nikon yang juga menggunakan sensor CMOS dengan maksimal resolusi 16.2 megapixel, dan ISO maksimal yang bisa disetting pada kamera ini adalah ISO 25600, sangat ideal untuk kondisi yang kurang cahaya. Nikon D7000 memiliki titik autofocus yang sangat banyak, yaitu sampai 39 titik, sehingga kita bisa dengan leluasa memilih di titik mana yang mau di focuskan. Jika anda senang foto sport, mungkin kamera Nikon D7000 juga ideal untuk digunakan, kamera untuk kemampuan burst capturenya bisa sampai 6 fps, yang artinya dalam 1 detik, kamera Nikon D7000 bisa shoot sampai 6 moment sekaligus. LCD-nya sudah support Live View, tetapi tidak bisa swivel atau tidak bisa diputar-putar karena permanen melekat di bodynya.

Telah di produksi sensor CMOS terbesar di dunia

Selama ini banyak sekali kamera-kamera digital baik yang DSLR maupun yang Point and Shoot yang menggunakan 2 jenis sensor, yaitu CMOS dan CCD. Hampir semua kamera digital menggunakan salah satu dari kedua sensor tersebut sebagai media utama untuk menangkap cahaya yang akhirnya ditransfer menjadi gambar yang indah.


Canon sebagai salah satu produsen kamera digital yang telah lama menggunakan sensor jenis CMOS untuk kamera digital terutama jenis DSLR, saat ini telah berhasil memproduksi sensor CMOS dengan ukuran 202 x 205mm dan saat ini adalah merupakan ukuran terbesar didunia untuk sensor jenis CMOS pada kamera digital. Mengapa bisa dibilang paling besar? Karena saat ini rata-rata kamera digital berada pada ukuran CMOS sensor 23 x 15 mm. Bisa dibayangkan selisihnya mencapai hampir 40x. Besarnya sensor ini membuat semakin detail cahaya yang dapat disimpan terutama pada kondisi yang kurang cahaya.

Canon berhasil mengatasi masalah yang ditimbulkan jika menggunakan ukuran sensor yang besar pada kamera digital, salah satu masalah utama yang berhasil diatasi adalah waktu yang diperlukan pada saat menerima dan mengirimkan signal data yang diterima oleh sensor tersebut, sehingga menjadi lebih cepat berkat design rangkaian yang dikembangkan oleh Canon.

Memilih & membeli kamera digital

Tips membeli kamera digital
Membeli suatu barang tentunya menjadi keinginan banyak orang, seperti halnya membeli kamera digital karena tren, fungsi dan kebutuhan hampir setiap orang ingin  membeli dan memilikinya. Karena sudah banyak sekali tipe, jenis dan merk kamera digital dimana-mana apabila anda ingin membeli kamera digital ada beberapa tips -tips yang dapat anda gunakan.
 1.Belilah produk bermutu.
 Sebaiknya anda membeli produk kamera digital yang bermutu atau berkualitas, baik fitur, desain ataupun hasil foto kamera digital itu sendiri, banyak sekali kamera digital yang harganya sangat murah tetapi sebaiknya anda berfikir dua kali apabila ingin membelinya karena apabila produk tersebut tidak seperti yang anda harapkan terutama hasil foto dari kamera digital tersebut nantinya akan sangat mengecewakan anda.

2. Sesuai budget
Belilah kamera digital sesuai dengan budget yang anda miliki, ini merupakan salah satu tips yang manjur agar anda tidak dipusingkan atau dibuat bingung oleh beragam tipe, jenis dan merk kamera digital yang ditawarkan. 
 
3. Mencoba kamera digital
Usahakan agar Anda dapat mencoba kamera digital yang hendak anda beli, kunjungi konter kamera digital dan anda dapat menggunakan unit DEMO, cobalah fitur, fasilitas dan jangan lupa untuk melihat kualitas hasil foto  kamera digital tersebut.
4. Belilah kamera digital bergaransi resmi
Sebaiknya anda membeli kamera digital yang bergaransi resmi, sekarang banyak sekali produk kamera digital yang tidak bergaransi resmi atau parahnya lagi banyak juga yang tidak disertai garansi, akibatnya apabila kamera tersebut mengalami kerusakan customer tidak dapat meng-klaim per- baikan dan penggantian suku cadang secara gratis di tahun pertama dan kedua berlakunya masa garansi.  
Trik memilih kamera digital
Telah banyak sekali kamera digital yang beredar di pasar, berbagai merk, tipe dan jenis, dari beragamnya pilihan  kamera digital tersebut biasanya akan membuat konsumen bingung dalam memilih produk apa dan bagaimana yang akan ia gunakan. Sebaiknya anda merencanakan pilihan terlebih dahulu apabila ingin membeli kamera digital dengan mengkategorikan pilihan sebagai berikut.
1. Sesuaikan pilihan dengan kebutuhan anda
 Pilihlah kamera digital yang sesuai dengan kebutuhan anda, apakah akan digunakan untuk keperluan keluarga, hobi, studi atau profesi. NIKON sebagai salah satu merk terkemuka kamera digital menciptakan beberapa tipe kamera digital al ;  -Tipe kamera saku digital yang diminati oleh keluarga, pehobi maupun pelajar tipe kamera ini simpel, praktis, ringan, kompak tetapi tetap memiliki fitur yang menyenangkan dan kualitas gambar yang sangat baik.
-Bagi para fotografer pemula, amatir dan profesional dapat menggunakan tipe kamera Digital SLR, kehandalan dan kemampuan kamera ini tidak diragukan lagi untuk foto produk, olahraga, model, dokumentasi, liputan dll.
2. Ketahui spesifikasi, fitur dan disain
Sebaiknya anda mengetahui spesifikasi kamera digital yang akan anda beli, spesifikasi ini bisa anda dapatkan dari iklan media cetak, brosur atau customer service staff, bertanyalah mengenai fitur kamera dan juga mengenai desain kamera digital itu sendiri, karena kesemua informasi tersebut akan bermanfaat untuk memilih tipe dan jenis kamera digital yang anda butuhkan.   
 3. Tentukan pilihan merk kamera digital
Sebaiknya anda memilih merk produk yang dapat memberikan "support" terhadap konsumen seperti antra lain; training penggunaan kamera digital apabila konsumen belum dapat menggunakan kamera tersebut,  update software, upgrade fimware dan mengatasi trouble shooting dsb.

Canon EOS 600D, DSLR yang manjakan pecinta foto dan video

Selang setahun sejak diluncurkannya EOS 550D, kini Canon kembali melakukan upgrade rutin dengan memperkenalkan EOS 600D (Rebel T3i). Tidak banyak perubahan fitur yang dilakukan oleh Canon mengingat EOS 550D juga sudah sarat fitur untuk kategori DSLR pemula. Sebutlah misalnya sensornya yang tetap 18 MP, masih dengan 9 titik AF dan kinerja ISO 100-6400 semua masih sama seperti EOS 550D. Perbedaan utama hanyalah di layar LCD-nya yang kini bisa dilipat, membuatnya nyaman untuk dipakai saat merekam video.
600d-back
Kita tinjau dulu spesfikasi dasar dan fitur dari EOS 600D :
  • sensor 18 MP APS-C CMOS
  • prosesor DIGIC 4
  • 9 titik AF
  • 63 zone metering i-FCL
  • burst 3,7 fps
  • ISO 100-6400 (bisa ditingkatkan ke ISo 12800)
  • layar LCD 3 inci yang bisa dilipat putar
  • aspek rasio layar LCD 3:2 dengan 1 juta piksel
  • video Full High Definition
  • Scene Intelligent Auto (lebih cerdas dari sekedar auto mode)
  • ‘Basic+’ dan ‘Creative Filters’
  • Kendali wireless flash terintegrasi
  • dijual dengan tiga opsi :
    • tanpa lensa (8 juta)
    • dengan lensa kit 18-55 mm IS mark II (9 juta)
    • dengan lensa kit 18-135mm IS (11 juta)
Dari deretan fitur di atas, sepintas sudah tampak tidak lagi jelas batasan antara kamera DSLR pemula dan DSLR kelas serius, mengingat fitur 600D ini juga sudah menyamai kamera yang kelasnya lebih tinggi seperti EOS 60D. Namun tentunya Canon tetap memberi beberapa pembeda karena 600D memang bukan kamera kelas menengah, yang tidak memakai pentaprisma pada viewfinder optik layaknya kamera seperti EOS 60D atau EOS 7D. Sebaliknya, dia hanya memakai cermin biasa dengan 95% cakupan dan 0,85x perbesaran. EOS 600D juga tidak memiliki LCD kecil di bagian atas kamera menandakan masih masuk ke kelompok atau segmentasi kamera entry-level.
Bila ditinjau khusus pada fitur videonya, EOS 600D bahkan sudah bisa jadi alat rekam video yang tidak main-main, sehingga bisa diandalkan para videografer dalam membuat klip video berkualitas tinggi, apalagi bila dipadankan dengan lensa bukaan besar. Beberapa keistimewaan EOS 600D dalam urusan merekam video diantaranya :
  • resolusi 1920 x 1080 dengan 24p, 25p, atau 30p dengan kendali manual
  • ada fasilitas digital zoom 3x hingga 10x saat merekam video tanpa penurunan kualitas gambar (metoda crop)
  • fitur kendali volume recording dan filter suara angin (wind filter)
  • ada fitur Video Snapshot (semacam software edit video yang menggabungkan beberapa klip video pendek menjadi sebuah video dengan latar musik)
  • ada HDMI port output
  • ada port microphone eksternal
wirelessoptionsSalah satu kelebihan EOS 600D adalah kemampuannya untuk berkomunikasi secara wireless dengan beberapa lampu kilat Canon untuk pemakaian di studio. Biasanya fitur ini hanya ada di kamera yang kelasnya lebih tinggi. Dengan fitur ini, pemakai EOS 600D bisa mentrigger secara TTL lampu kilat seperti 270EX II, 320EX, 430EX II maupun 580EX II. Sebagai info, 320EX adalah lampu kilat dengan tambahan lampu LED untuk merekam video.
Satu-satunya yang mengkhawatirkan dalam berita peluncuran EOS 600D ini adalah harga jualnya yang terlalu berdekatan dengan kamera dengan kelas diatasnya, sebutlah misalnya EOS 50D (menjelang diskontinu), EOS 60D, Nikon D90 (menjelang diskontinu) dan beberapa kamera mirrorless yang semakin matang dalam teknologi (seperti Sony NEX, Lumix GH-2 dsb). Persaingan ketat memaksa siapapun untuk meningkatkan fitur, namun bila harga jual jadi terus merangkak naik, maka hal ini bisa jadi bumerang buat si produsen itu sendiri. Apalagi segmen market EOS kelas Rebel adalah mereka yang punya dana 6-7 jutaan, dan saat ini jelas dengan dana sebesar itu hanya cukup untuk memiliki Rebel paling ekonomis dari Canon yaitu EOS 1100D yang juga diluncurkan bersamaan dengan EOS 600D ini.

Duel seimbang DSLR pemula : Nikon D3100 vs Canon 1100D

Perang antara Canon dan Nikon dalam dunia DSLR seakan tak ada habisnya. Keduanya sama-sama punya produk unggulan di tiap segmen, khususnya di kelas DSLR pemula yang paling besar market share-nya. Kali ini kami akan membahas mengenai pertarungan seimbang dua produk yang amat populer yaitu EOS 1100D dari kubu Canon melawan D3100 dari kubu Nikon. Keduanya meski masuk ke kategori DSLR pemula namun secara esensi sepertinya sudah berevolusi menjadi kamera lengkap nan terjangkau dengan harga jual di kisaran 5 jutaan rupiah. Simak seperti apa keunggulan masing-masing dan temukan kamera mana yang terbaik di kelas pemula dalam artikel kami kali ini.

Nikon D3100

Diantara keduanya, Nikon D3100 lebih dahulu hadir yaitu tepatnya di bulan Agustus 2010 menggantikan D3000 dengan perbedaan utama yaitu beralihnya pemakaian sensor CCD 10 MP di D60/D3000 menjadi sensor CMOS 14 MP. Dengan harga 5,5 juta plus lensa kit AF-S 18-55mm VR, kamera keren ini sudah bisa jadi milik anda. Meski mengusung embel-embel kamera pemula, namun nama itu lebih dimaksudkan bahwa fitur yang dimiliki kamera ini didesain untuk mudah digunakan oleh pemula. Tetapi bila ditinjau spesifikasinya tampak kalau D3100 punya banyak keistimewaan seperti 11 titik auto fokus yang akurat dan kemampuan merekam video High Definition beresolusi 1920 x 1080 dengan auto fokus. Bahkan shutter unit kamera ini sudah lulus uji untuk 100 ribu kali pakai. Wow..
Dalam hal kemampuan ISO, D3100 tampil mengesankan dengan kemampuan ISO 3200 dan bisa ditingkatkan sampai setara dengan ISO 12800. Artinya kamera ini bisa diandalkan untuk dipakai di tempat dengan pencahayaan kurang. Kalaupun ada hal yang membedakan kamera ini dengan DSLR Nikon yang lebih mahal adalah kecepatan burstnya yang cukup mencapai 3 foto per detik dan resolusi layar LCD yang cukup dengan 230 ribu piksel saja. Yang disayangkan adalah Nikon masih belum menyediakan fitur dasar berupa exposure bracketing di D3100. Selain itu D3100 juga tidak menyediakan motor AF sehingga lensa Nikon lama (non AF-S) tidak bisa auto fokus. Tapi apapun itu, D3100 dianggap sebagai DSLR pemula terbaik yang pernah dibuat oleh Nikon.

Canon 1100D

Canon awalnya mengandalkan EOS 1000D sebagai DSLR paling ekonomis yang pernah dibuatnya. Respon pasar ternyata sangat positif akan hadirnya EOS 1000D sehingga Canon bisa menikmati keuntungan dari penjualan kamera seri 4 digit tersebut. Mungkin itulah alasan kenapa Canon perlu waktu 18 bulan untuk membuat penerus dari 1000D, ditambah lagi saat ini semua kamera sudah semakin modern dan dilengkapi dengan fitur HD movie, maka upgrade 1000D ini terasa mendesak untuk dilakukan. Setengah tahun sejak Nikon meluncurkan D3100, tepatnya di bulan Februari 2011 akhirnya Canon meluncurkan EOS 1100D, maka dimulailah perang antara keduanya sebagai DSLR pemula terbaik yang pernah ada.
Beberapa penyempurnaan penting dilakukan Canon dalam membuat penerus 1000D yaitu dipakainya sensor CMOS 12 MP dengan prosesor Digic IV. Kamera seharga 5,2 juta ini bahkan sudah dilengkapi dengan lensa kit EF-S 18-55mm IS yang cukup baik untuk dipakai sehari-hari. Kemampuan merekam video telah dibenamkan di EOS 1100D ini, tepatnya adalah High Definition resolusi 1280 x 720 piksel. Hal mengesankan lainnya yang dijumpai di kamera ini adalah kemampuan ISO 6400 dan metering 63 zone yang peka terhadap fokus, warna dan luminance. Layaknya DSLR pemula lain, kecepatan  burst 1100D hanya mencapai 3 gambar per detik dan resolusi layar LCD-nya memang hanya 230 ribu piksel saja. Sayangnya hingga kini Canon belum mengizinkan EOS empat digitnya untuk memiliki fitur spot metering.

Mana yang lebih baik?

Tidak mudah menilai mana yang lebih baik dari keduanya. Disamping memiliki spesifikasi yang hampir sama, keduanya juga dijual di kisaran harga yang hampir sama juga. Bolehlah dibilang keduanya berimbang terutama dalam hal :
  • kualitas hasil foto (skor sensor di dxomark berbeda sedikit)
  • fitur live view
  • kecepatan burst (3 fps)
  • resolusi layar LCD
  • spesifikasi dan jenis viewfinder
  • ada mode untuk membantu pemula
Namun dalam beberapa hal Nikon D3100 lebih unggul seperti :
  • resolusi dan ukuran sensor sedikit lebih besar (14 MP vs 12 MP)
  • titik AF yang lebih banyak (11 titik vs 9 titik)
  • ada fitur 3D tracking AF
  • resolusi HD video (1080p vs 720p) plus auto fokus saat merekam video
  • ada tuas khusus untuk berganti mode cepat (continuous shootingself timer dsb)
  • jangkauan lampu kilat lebih besar (12 m vs 9 m)
  • layar LCD sedikit lebih lega (3 inci vs 2.7 inci)
Sedangkan hal yang membuat EOS 1100D lebih baik adalah:
  • dukungan semua lensa Canon EF dan EF-S (bisa autofokus)
  • bisa bracketing (AE dan WB)
  • ISO normal maksimum ISO 6400 (vs ISO 3200)
  • ada tombol langsung untuk mengatur ISO
  • muncul histogram saat live view
  • tersedia aksesori resmi untuk battery grip
  • baterai tahan lebih lama (700 shot vs 550 shot)
Dalam hal ini kesimpulan kami adalah bahwa Nikon D3100 sedikit lebih unggul dari EOS 1100D. Kunci kemenangannya adalah dalam hal sensor, fokus dan HD video. Sedang EOS 1100D bisa dibilang tidak ada fitur yang terlalu menonjol tapi semua kebutuhan dasar fotografi sudah tercukupi ditambah dengan kemampuan bracketing dan dukungan auto fokus pada semua lensa Canon. Jadi pilih yang mana, tentu terserah anda..
sumber : kamera-gue.web.id